• GO-GREEN
  • #
  • #

We Care

Logo Batam EcoCare Society

Translate

English by Google Translation Mandarin by Google Translation Korea by Google Translation Tagaloq by Google Translation

Bread Today


Sumber: SABDAweb

Preview

Kontak

Batam Eco Care Society

'Tak Kenal Maka 'Tak Sayang. Sejak beberapa dasawarsa yang lalu orang sudah mengenal istilah polusi (pencemaran) lingkungan, udara yang mengancam kesehatan. Sekarang suhu sudah semakin panas, dan orang mulai berbicara mengenai pemanasan global yang semakin menyiksa dan lebih berbahaya. Disisi lain manusia hanya bisa mengeluh dan saling menunjuk pihak-pihak yang dianggap “paling berdosa”. Sebagian besar lainnya tidak ambil peduli. Mereka mengambil posisi apatis atau pasrah dan berusaha beradaptasi saja. Mungkin karena kurang memahami atau paham tetapi tidak tau harus berbuat apa.

Sebenarnya baik Polusi maupun Pemanasan global bermula dari terjadinya ketidak seimbangan ekosistem yang konstan. Ulasan dibawah ini bukan untuk mencari siapa yang salah atau yang harus bertanggungjawab. Tulisan ini ditujukan untuk masyarakat luas dengan harapan dapat menambah wawasan bagi yang belum terlalu paham sekaligus menggugah semua komponen masyarakat menemukan APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN DAN AKIBAT JIKA KITA TIAK LAKUKAN APA-APA.

KESEIMBANGAN EKOSISTEM sebagai issue sentral yang banyak disorot para ahli.
Pengertian Keseimbangan Ekosistem. Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi (timbal balik) antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh komponen-komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Komponen biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Komponen biotik dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Produsen, disebut organisme autotrof. Artinya organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri. Yang termasuk organisme autotrof adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.
2. Konsumen, disebut organisme heterotrof. Artinya organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri makanan di dalam tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah hewan dan manusia.
3. Dekomposer, yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.
Komponen abiotik adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, antara lain : cahaya matahari, suhu, oksigen, air, tanah dan dsb. Cahaya matahari merupakan sumber energi dari semua organisme yang ada.

Dalam sebuah ekosistem terdapat hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi tersebut antara lain:
a. Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis : mutualisme (saling menguntungkan) , parasitisme (saling merugikan), komensalisme (yang satu diuntungkan yang lain tidak dirugikan).
b. Kompetisi, yaitu saling bersaing untuk mempertahankan hidup. Contoh : padi dengan gulma.
c. Netralisme, yaitu interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling mempengaruhi. Contoh : kambing dengan kucing.
d. Predatorisme, yaitu interaksi antar organisme yang satu memakan yang lain. Contoh : harimau memakan rusa.

Kapan dikatakan ekosistem seimbang? Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus sesuai dengan aturan ekosistem.

Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotic tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak sehingga ada rantai makanan yang terputus diantara anggotanya.

Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah ekosistem. Didalam hutan hidup berbagai jenis satwa dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi satwa-satwa didalamnya. Hutan juga merupakan paru-paru bumi yang menghasilkan melepaskan oksigen bersih keudara yang menjadi foktor terpenting setiap mahluk hidup. Hutan merupakan tempat resapan serta cadangan air tanah bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Dengan demikian, ketidak-seimbangan ekosistem mempunyai dampak yang sangat buruk bagi perkembangan hutan itu sendiri dan lingkungan di sekitarnya atau bahkan akan mengancam kehidupan manusia.

Pernahkah kita bertanya mengapa sebelum Tuhan menciptakan manusia, terlebih dahulu diciptakanNya Ekosistem itu?. Jawabannya adalah karena tanpa ekosistem itu manusia tidak bisa hidup di bumi ini. Disanalah Tuhan menyediakan segala kebutuhan manusia untuk hidup, seperti sandang, pangan dan papan.
Lalu Tuhan mempercayakan alam ini kepada manusia bukan hanya untuk dinikmati tetapi juga untuk dikelola dan dipelihara keseimbangannya sebaik-baiknya karena keseimbangan ekosistem adalah kelangsungan hidup manusia.
Untuk tugas itulah Tuhan memberi kecerdasan kepada manusia lebih dari ciptaan yang lain. Dengan kecerdasan itulah manusia dapat mengembangkan berbagai teknolologi dan ilmu pengetahuan. Sayangnya teknologi dan pengetahuan yang begitu baik itu menjadi tidak terkendali ketika ledakan pertumbuhan penduduk bumi telah memicu peningkatan kebutuhan pokok manusia. Ditambah lagi modernisasi kultural telah menggeser prilaku ekonomis manusia menjadi konsumtif.
Manusia menjadi egois dan berlomba-lomba memenuhi keinginannya bukan kebutuhannya.

Akibatnya, alam yang menjadi sumber segala kebutuhan kita dieksploitir tanpa belas kasihan. Hutan ditebang, perut bumi dicabik-cabik tanpa ampun demi memburu berbagai mineral. Mesin-mesin pabrik berderik tiada henti, mengolah semua hasil alam produk-produk pemuas keinginan Manusia. Jutaan kendaraan diproduksi tiap hari, ribuan ton CO2 dimuntahkan ke-atmosfir kita. Polusi dimana-mana, suhu semakin panas, berbagai penyakit aneh silih berganti.
Memang Manusia sudah menyadari besarnya resiko kerusakkan alam, tapi tidak dapat menghindari tuntutan kebutuhan hidup.

Coba bayangkan, jika dengan dalih “Pembangunan” pohon-pohon terus ditebang terus, sumber makanan untuk hewan hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan hilang, banyak hewan yang musnah. Dengan dalih “Industri pangan murah” manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya buka hanya lapisan tanah menjadi kering dan tidak subur. Gas Karbon mencemari udara yang kita hirup. Hewan-hewan buas yang sumber kebutuhan hidupnya musnah terpaksa mencari mangsa sampai ke pemukiman manusia.

Hutan juga merupakan tempat resapan serta cadangan air tanah bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Jika pohon-pohon di hutan ditebang untuk industri atau keperluan apa saja secara liar dan berlebihan, maka aktivitas ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Suplai oksigen berkurang, wilayah resapan air berkurang, sumber-sumber hayati lainnya berkurang. Demand menjadi lebih besar dari supply. Ditambah lagi emisi gas karbon serta limbah buangan dari pabrik atau industry yang tidak bisa dihindari dapat mencemari udara, air dan tanah di sekitar pabrik. Bukan hanya itu, sebagian besar aktivitas manusia pasti juga menghasilkan sampah atau limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, terutama Plastik pembungkus aneka kebutuhan rumah tangga dan limbah-limbah lain yang tidak bisa terurai. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Kotor dan bau menjadi sarang berbagai penyakit.

Lalu apakah kita harus berhenti membangun? Tentu tidak. Kenyataan harus membangun tidak bisa kita hindari, kenyataan kerusakan ekosistem juga tidak bisa kita hindari tapi yang perlu kita sadari adalah bahwa semua itu dapat kita perbaiki.

Keseimbangan ekosistem akan senantiasa terjaga, apabila pembangunan atas pengelolaan hutan dilaksanakan secara rasional. Dalam berbagai peraturan mengenai pengelolaan dibidang kehutanan perlu ditekankan untuk menjaga serta memelihara keseimbangan ekosistem hutan yang ada. Tetapi itu saja tidak cukup tanpa kesadaran masyarakat untuk tidak melepaskan tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada umatNya.

Konfrensi-konfrensi Internasional digelar untuk merumuskan pemecahannya. Pemerintah-pemerintah serta para ilmuwan bekerja keras untuk menghambat laju pemanasan global. Termasuk Pemerintah Indonesia. Maka pada tanggal 13 Januari 2010 bertempat di Istana Kepresidenan, Presiden RI telah mencanangkan Gerakan Reforest Indonesia melalui penanaman satu milyard pohon Trembesi diseluruh negeri tercinta. Dan dalam pidatonya antara lain beliau mengatakan: “dengan terus menanam dan memelihara pohon kita ingat masa depan negeri ini, kita ingat nasib anak cucu kita, kita ingat jangan sampai bumi ini porak poranda karena terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang tidak menentu,”

Alhasil setelah itu, masyarakat menyambut dengan antusias. Tidak sedikit Ormas, LSM, Perusahan-perusahaan, Sekolah-sekolah mengadakan kegiatan menanam pohon. Tetapi apa yang diungkapkan Presiden SBY selanjutnya perlu kita perhatikan juga. Menurut Presiden SBY, kegiatan ini sepertinya hanya sekedar menanam dan memelihara pohon, tapi kalau dilakukan secara sungguh-sunggguh dalam jumlah yang besar dan berlanjut dengan kontrol dan manajemen yang bagus maka negeri kita akan berubah. “Sepuluh tahun atau lima puluh tahun lagi, dan sebagaimana dunia melihat 2050 sebagai indikator apakah manusia sejagad ini benar-benar bisa mengatasi pemanasan global atau tidak. Di situ Indonesia ingin menjadi bagian dari solusi, menjadi bagian dari sukses dunia bahwa kita peduli dan ingin terus memelihara lingkungan kita,”

Menyadari tentang pentingnya peran kontrol dan manajemen maka tanpa mengurangi rasa bangga dan salut kepada apa sdh di lakukan berbagai kelompok masyarakat, Pemerintah Kota Batam bekerja sama dengan Gerakan Masyarakat Peduli Batam (GEMPITA) dan instansi-instansi terkait lainnya telah menyusun perencanaan yang sangat mendalam dan mengajak seluruh komponen Masyarakat, Ormas, LSM, Organisasi-organisasi keagamaan, Perusahan-perusahaan untuk sekali lagi bersama-sama berswasembada menanam 100 ribu Pohon Trembesi diseluruh kota. Kali ini kita bukan sekedar menanam tetapi dengan system kontrol dan manajemen yang baik kita jadikan Batam yang sudah gersang dan semakin panas ini menjadi asri dan alami kembali.

Untuk itu, sebagai bentuk komitmen yang tidak main-main, Walikota Batam Bpk Drs. Ahmad Dahlan telah membentuk Panitia pelaksana melalui SK : KPTS./04/HK/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, yang merupakan kepanitiaan gabungan antara pemerintah kota dan Gerakan Masyarakat Peduli Batam.
Di tahap pertama ini akan diadakan pada tanggal 7 Juli 2012 dengan target penanaman sebanyak 15,000 pohon, dengan lokasi penanaman disepanjang jalan protokol dari Batu Ampar sampai dengan Bandara Hang Nadim.
Pelaksanaan penanaman akan dilaksanakan mulai jam 6:00Wib. Masyarakat yang ingin ambil bagian bisa menuju lokasi terdekat dari rumahnya. Selesai menanam diharapkan Masyarakat langsung menuju Lapangan Parkir Stadion Tumenggung Abdul Jamal-Muka Kuning menghadiri Official launching BATAM ECO CARE SOCIETY oleh Bapak Walikota dan semua unsur Muspida.

Batam Eco Care Society atau Masyarakat Batam yang Peduli Ekosistem (lingkungan) diharapkan menjadi tekad dan kebanggaan seluruh warga kota. Sehubungan dengan itu maka keikutsertaan masyarakat secara materiil juga kami harapkan yaitu dengan membeli PIN Eco Care yang tersedia di stand Panitia dibeberapa Mall dan tempat umum dan memakainya sepanjang hari pada tanggal tersebut. Dengan membeli PIN tersebut Panitia menyediakan satu nomor undian yang akan ditarik pada hari yang sama jam 7.00 dalam acara launching tersebut. Disamping banyak hadiah hiburan, terdapat hadiah utama berupa satu unit MOBIL TOYOTA AVANZA. Sebab itu pastikan anda menjadi bagian dari masarakat Batam Eco Care.

Kita akan melakukan ini semua bukan hanya untuk kota dan generasi kedepan, tapi kita lakukan sebagai salah satu bentuk IBADAH dan tanggung jawab kita kepada Tuhan. Begitu banyak bangsa yang sudah tidak “mengakui” adanya Tuhan belomba-lomba memperbaiki bumi, apalagi kita sebagai bangsa yang agamis. Pahala mereka hanya dibumi tapi pahala kita sampai akherat.

Salam Eco Care! DR. Hanny Andries Pembina GEMPITA
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang artikel ini.

0 comments:

Related Posts with Thumbnails
 

  © Christian Blog url: Menara Doa Batam 2007 | prayer request: permohonandoa@yahoo.co.id

Design by: George Rudi | Jump to TOP