• GO-GREEN
  • #
  • #

We Care

Logo Batam EcoCare Society

Translate

English by Google Translation Mandarin by Google Translation Korea by Google Translation Tagaloq by Google Translation

Bread Today


Sumber: SABDAweb

Preview

Kontak

Profil Kota Batam

Profil
Sejak pulau Batam dan beberapa pulau sekitarnya dikembangkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi daerah industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata membuat kota Batam dijadikan sebagai kota bursa tenaga kerja. Akibatnya terjadi arus imigrasi ke batam yang akhirnya meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan dari hasil sensus pendudukpada periode 2000-2001 sebesar 12.55 persen dan periode 2001-2002 sebesar 2.60 persen. Penduduk kota batam berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 berjumlah 462.528 jiwa, tahun 2001 telah mencapai 527.151 jiwa sedangkan pada tahun 2002 menjadi 533.521 jiwa dan bulan juni 2005 telah berjumlah 636.729 jiwa .

Kota Batam terletak antara :
● 0°.25'29'' - 1°.15'00'' Lintang Utara
● 103° .34'35'' - 104°.26'04'' Bujur Timur

Sejarah
Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329 pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu-satunya sumber yang dengan jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat mi adalah Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang-orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan Tumasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14. Malahan dan catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah.

Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan). Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya keraj aan Melayu Riau pada tahun 1911.

Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.

Latar Belakang
Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham moderat. Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telahmenjadi bagian dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 M.

Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung Tempatan (pemimpin wilayah).

Akibat dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada tahun 1824 M, yang kemudia mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru.

Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda.

Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau). Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun secara umum yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat.

Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah satunya mendirikan pabrik batu bata.

Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.
Untuk jangka panjang, belum ada pulau lain secara relatif bisa berkembang seperti Pulau Batam yang terus mengalami pembangunan yang sangat pesat. Padahal secara turun temurun, Belakang Padang adalah kota besar dan Batam hanya suatu tempat yang hanya dijadikan sebagai destinasi kedua setelah Belakang Padang. Tahun 1957 Pulau Buluh menjadi satu kesatuan dengan pulau Batam dan menjadi bagian dari Belakang Padang sekitar tahun 1965. Sementara pada tahun 1971, dengan keputusan Presiden No. 74 / 1971, Pemerintah pusat mengumumkan secara resmi bahwa pulau Batam sebagai suatu zona industri.

Pulau Batam yang merupakan bagian dari Propinsi Riau memiliki banyak nilai tambah. Dengan modal jalur pelayaran internasional serta jarak dengan negara Singapura hanya 12.5 mil laut atau sekitar 20 Km, maka untuk memacu perkembangan di wilayah nusantara dari semua aspek kehidupan, khususnya dibidang ekonomi, maka Pemerintah Indonesia mengembangkan Pulau Batam menjadi Otorita pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB).

Masa Depan Batam
Dalam memandang masa depan Batam, tidak sejogyanya menyamaratakan Batam dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Potensi dan peluang-peluang yang ada tidak dapat dimanfaatkan jika dikelola hanya dengan pendekatan tradisional seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia. Para stakeholder di Batam dituntut agar mempunyai wawasan dan visi yang mampu membawa Batam ke masa depan dengan wacana Internasional.Atau dengan kata lain, tidak dapat dengan kebiasaan dan cara piker yang hanya bersifat kedalam (inward looking). Dalam kancah persaingan internasional, tentunya cara berfikir dan wawasan kita minimal harus sebanding dengan masyarakat internasional.Selain itu pendirian kawasan industri yang berstandar internasional yang secara tepat didisain untuk mengakomodasi “clustery/ kelompok” industri pada suatu tempat berdasarkan keterkaitan dan efisiensi yang lebih besar. Alternatif clustery yang potensial dikembangkan adalah berdasarkan negara, misalnya kawasan industri Jepang, atau berdasarkan jenis industri yang saling terkait misalnya kawasan industri barang elektronik, dimana berkumpul industri IC, PCB, industri plastik, industri packaging dan industri-industri komponen yang terkait lainnya.

Pendirian pusat promosi ekspor dan investasi se-Sumatera di Batam akan menjadikan Batam sebagai pintu gerbang promosi produk-produk dan investasi se-Sumatera. Pusat ini dapat juga berfungsi sekaligus sebagai pusat perdagangan komoditi.Selanjutnya sesuai kebijaksanaan nasional dibidang telematika adalah menjadikan Batam sebagai “Batam Intelligent Island”, dimana Batam dikembangkan sebagai kawasan percontohan untuk kegiatan yang berbasis Information Technology (IT), sehingga segala aktifitas dapat dikembangkan melalui komunikasi elektronik (e). Hal ini dapat dilakukan secara bertahap sehingga pada waktunya Batam dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya terhadap kawasan-kawasan serupa di masa depan.

Perkembangan yang direncanakan antara lain :
Meningkatkan pelayanan publik melalui IT atau yang dikenal e-Government
Membangun IT training center
Membangun aplikasi elektronik diberbagai bidang seperti e-Commerce, e-Tourism dan lainnya secara terintegrasi.

Saat ini Otorita Batam dengan dukungan pemerintah kota Batam serta beberapa instansi terkait sedang mengembangkan konsep “Batam Intelligent Island”. Dengan tersedianya informasi infrastruktur , maka Batam akan lebih kompetitif dalam menarik investor-investor berteknologi tinggi.

Demographi
Sejak pulau Batam dan beberapa pulau sekitarnya dikembangkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi daerah industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata membuat kota Batam dijadikan sebagai kota bursa tenaga kerja.Akibatnya terjadi arus imigrasi ke batam yang akhirnya meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan dari hasil sensus pendudukpada periode 1990-2000 sebesar 12.87 persen dan laju pertumbuhan penduduk Kota Batam tahun 2004 sebesar 5.08 persen dibanding tahun 2003.
Penduduk kota batam berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 berjumlah 434.286 jiwa, tahun 2002 telah mencapai 533.521 jiwa, tahun 2003 menjadi 562.661 jiwa sedangkan tahun 2004 naik menjadi 591.253 jiwa dan pada pertengahan juni 2005 penduduk Batam sudah mencapai 636.729 jiwa.

Geografi
Letak
Kota Batam terletak antara :
0°.25'29'' - 1°.15'00'' Lintang Utara
103°.34'35'' - 104°.26'04'' Bujur Timur
Batas
Kota Batam berbatasan dengan :
Sebelah Utara - Selat Singapura
Sebelah Selatan - Kecamatan Senayang
Sebelah Timur - Kecamatan Bintan Utara
Sebelah Barat - Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun
Geologi
Wilayah kota Batam seperti halnya Kecamatan-Kecamatan di daerah Kabupaten di Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan Kontinental. Pulau-pulau yang tersebar didaerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung Malaysia/ pulau Singapore di bagian utara samapi dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta karimun di bagian selatan. Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar dengan variasi disana-sini berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 160 m diatas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat.
Fisiografi
Wilayah kota Batam terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, yang letak satu dengan lainnya dihubungkan dengan perairan. Pulau-pulau yang tersebar pada umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan.
Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar namun disana-sini berbukit-bukit, berbatu muda dengan ketinggian maksimum 160 meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan yang dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat.Dilihat dari perputaran arus yang ada maka perairan di kota Batam yang berada di selat malaka ini merupakan daerah subur bagi kehidupan perikanan dan biota lainnya. Perairan Kota Batam merupakan wilayah ekosistem perikanan Kepulauan Riau yang dipengaruhi oleh gerakan air yang berasal dari Samudera Hindia yang melewati Selat Malaka dan gerakan arus yang berasal dari laut Cina Selatan. Dalam ekosistem di wilayah kota batam ditemukan satwa liar yang terdiri dari 8 (delapan) jenis kelas mamalia, 16 (enam belas) heasevas dan partilia. Tipe habitat yang digunakan satwa liar ini yaitu : pantai, mangrove, rawa/danau, lading/kebun, hutan sekunder dan hutan primer.


Iklim
Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2004 berkisar antara 21,3°C - 23,6°C dan suhu maksimum berkisar antara 31,5°C - 34,2°C, sedangkan suhu rata-rata sepanjang tahun 2004 adalah 26,2°C - 28,4°C. Keadaan tekanan udara rata-rata tahun 2004 minimum 1004,5 MBS dan maksimum 1015,5 MBS. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah kota Batam rata-rata berkisar antara 77% - 85% dan kecepatan angin maksimum 15-24 knot atau rata-rata kecepatan angin sebesar 5 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di kota Batam pada tahun 2004 adalah 183 hari dan banyaknya curah hujan setahun 3066.9 mm.

Pulau Batam
415 Km2 (41.500 Ha) = 67% Luas Singapura.
Singapura
Terletak 20 Km disebelah Barat Laut pulau Batam, luas 620 Km2 (62.000 Ha).
Pulau Bintan
Terletak 10 Km di sebelah Timur pulau Batam, luas 1.100 Km2 (110.000 Ha) = 117% Luas Singapura.
Pulau Natuna
Terletak 550 Km disebelah Timur Laut pulau Batam, luas 1.720 Km2 (172.000 Ha) = 277% Luas Singapura.
Pulau Bulan
Terletak 2.5 Km di sebelah Barat Daya pulau Batam, luas 100 Km2 (10.000 Ha) = 16% Luas Singapura.
Pulau Rempang
Terletak disebelah Tenggara pulau Batam, luas 165.83 Km2 (16.583 Ha) = 27% Luas Singapura.
Pulau Galang Baru
Terletak 180 m disebelah Selatan pulau Galang, luas 32 Km2 (3.200 Ha) = 5.2% Luas Singapura.
Pulau Galang
Terletak 350 m disebelah Tenggara pulau Rempang, luas 80 Km2 (8.000 Ha) = 13% Luas Singapura.
Wilayah Barelang
Pulau Batam, pulau Rempang, pulau Galang dan pulau-pulau disekitarnya 715 Km2 (71.500 Ha) = 115% Luas Singapura.

Pendapatan
Statistik Pendapatan Regional (Regional Income) antara lain dapat digunakan sebagai :
1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi daerah
2. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita
3. Untuk mengetahui struktur ekonomi
4. Untuk mengetahui tingkat inflansi dan deflasi
5. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran

Laju pertumbuhan ekonomian kota Batam pada tahun 2004 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahunsebelumnya. Pada tahun ini pertumbuhan ekonomi kota Batam mencapai 8.13%, sedangkan pada tahun sebelumnya 2003, pertumbuhan ekonomi kota Batam mencapai 7.73%. Kalau dilihat per sektor ekonomi dapat diketahui bahwa ada tujuh sektor yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata yakni sektor pertanian, sektor industri, sektor listrik dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Sedangkan bila kita melihat kontribusi masing-masing sektor pendapatan regional pada tahun 2004 masih sangat dominan berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 71.28%. Sedangkan sektor lainnya yang juga cukup dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10.94% dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4.61%. Laju pertumbuhan ekonomi kota Batam per sektor pada tahun 2004 di dominasi oleh sektor-sektor Pengolahan sebesar 8.45%. Pendapatan per kapita masyarakat juga menunjukkan peningkatan. Berdasarkan harga berlaku (current price), pada tahun 2004 pendapatan per kapita telah mencapai Rp. 17.176.162,49 sedangkan pada tahun 2003 sebesar Rp. 15.935.049,96.

Di dalam GBHN dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan Nasional hanya bila penduduk yang besar itu berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah dicapai.Program kependudukan di Kota Batam seperti halnya didaerah Indonesia lainnya meliputi : pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yangterus ditingkatkan.Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi daerah Industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata serta terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan penduduk dari hasil sensus penduduk rata-rata per tahunnya selama periode 1990-2000 sebesar 12.87% dan laju pertumbuhan penduduk kota Batam tahun 2001 sebesar 13.26%. Hal ini membuktikan Batam mempunyai daya tarik tersendiri, khususnya bagi pendatang yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan.

Penduduk kota Batam berdasarkan hasil Sensus penduduk 2000 berjumlah 434.286 jiwa, sedangkan dari hasil registrasi penduduk tahun 2001 penduduk kota Batam telah mencapai 527.151 jiwa.
Dari penduduk yang berjumlah 527.151 jiwa tersebut tersebar di delapan kecamatan, 35 kelurahan dan 16 desa. Hanya penyebarannya tidak merata sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk per Km2 di daerah ini bervariasi.


BANYAKNYA DESA DAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN
Tahun : 2005
LUBUK BAJA :72.282
SEKUPANG :136.439
NONGSA:106.371
SEI BEDUK:132.185
BELAKANG PADANG:19.82
GALANG:13.572
BULANG:8.555
BATU AMPAR:123.911
Sumber : Dinas Kependudukan

Visi dan Misi
Kota Batam sebagai Kota yang mempunyai Visi dan Misi "Batam Bandar Dunia Yang Madani", terus meningkatkan sektor pembangunan. Dan terus melakukan perubahan dan perbaikan kinerja untuk pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat yang ada di Kota Batam tidak akan mengalami kesulitan untuk melakukan suatu transaksi atau kegiatan. Dalam menu info Kota Batam ini tersedia tentang semua sarana yang ada di Kota Batam, yang mana diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan tentang informasi kota Batam.

Investasi
Sektor Industri sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup significan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi bukan hanya pada jumlah perusahaan, tetapi juga pada penyerapan tenaga kerja, nilai tambah yang dihasilkan dan terutama sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domenstik Regional Bruto (PDRB). Sektor industri merupakan sektor utama (leading sector) yang berperan sebagai penarik laju pertumbuhan perekonomian. Sektor investasi di Batam ini memang sangat menguntungkan karena Kota Batam yang letaknya strategis menjadi tempat persinggahan bongkar muat barang dari negara-negara tetangga, menjadikan Kota Batam adalah kota yang paling menguntungkan buat investasi.

Sumber: PEMKO BATAM

Related Posts with Thumbnails
 

  © Christian Blog url: Menara Doa Batam 2007 | prayer request: permohonandoa@yahoo.co.id

Design by: George Rudi | Jump to TOP